Namun atas nama fashion, terkadang banyak ditemui jilbabers dengan busana muslim yang tak sesuai syariat Islam. Sebagai proses untuk menjadi muslimah yang lebih baik lagi, yuk simak do's & don'ts fashion jilbabers yang dipaparkan beberapa desainer busana muslim berikut ini:
1. Do's: Perhatikan Ukuran Baju
Meski sudah menutupi rambut dengan jilbab, kadang para hijabers masih lupa untuk memperhatikan pemilihan ukuran bajunya setelah berhijab. Banyak ditemui fashion hijabers yang masih mengenakan atasan atau celana ketat yang membentuk lekuk tubuh. Tiga desainer busana muslim, Dian Pelangi, Itang Yunasz dan Windri Dhari, juga sepakat akan hal ini. "Dari pandangan saya, gaya hijab yang masih menampilkan baju ketat, menerawang itu sebuah kesalahan berlebihan. Mereka kurang memahami wanita islami itu harusnya seperti apa," jelas desainer kondang, Itang Yunasz saat berbincang dengan Wolipop melalui telepon.
2. Don'ts: Busana Menerawang
Tak hanya baju ketat, banyak pula hijabers yang masih mengenakan busana menerawang, baik untuk atasan ataupun roknya. Meski sudah memakai dalaman, tetap saja baju menerawang akan membuat lekuk tubuh wanita terekspos. Apalagi jika telah berhijab, justru Anda terkesan tak siap untuk berkomitmen dengan pilihan Anda sendiri. "Banyak sekali ya persyaratan untuk memakai busana muslim. Salah satunya seperti ayat yang di Al-Qur'an juga, nggak boleh terlalu ketat, nggak boleh yang transparan," tutur desainer Dian Pelangi kepada Wolipop.
3. Don'ts: Busana dengan Warna Mencolok
Fashion hijabers dikenal dengan gaya busana tabrak warna dan motif yang begitu mencolok. "Pemilihan warna juga sebenarnya nggak boleh terlalu terang dan mencolok. Tapi itu balik ke pribadi masing-masing. Cuma menurut aku, kalau dia udah mau berjilbab tapi belum sesuai itu udah good enough," papar Windri mengomentari fashion hijabers saat ditemui Wolipop di daerah Jakarta Pusat, Rabu (24/07/2013).
4. Do's: Menutupi Bagian Leher
Menurut Windri Dhari, memakai jilbab sesuai syariat Islam seharusnya bisa menutupi aurat tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Namun yang terjadi, banyak pula hijabers yang hanya memakai turban, dan lupa menutup bagian leher dengan ninja atau scarf. Bahkan sekarang ini, banyak juga para fashionista berhijab yang menyematkan anting besar sebagai aksesori dan membuat telinganya terlihat.
"Leher juga nggak boleh kelihatan. Kalau aksesori banyak kita lihat hijabers pakai anting ya, itu sebenarnya kalau dari Islam nggak boleh ya,"tutur pemilik label NurZahra yang memulai karier sejak 2008 itu.
5. Don'ts: Jadi Korban Mode
Meskipun masih ada beberapa kesalahan berbusana yang belum sesuai syariat, namun Dian Pelangi dan Windri sependapat bahwa hijab adalah proses pembelajaran. "Menurutku kita sama-sama belajar di sini, semua ada prosesnya. Mungkin awalnya belum berhijab, pakai baju tertutup, lalu ketutup semua tapi masih pakai yang ketat, dan akhirnya bisa yang syar'i. Menurutku itu semua proses bukan sebagai pembenaran," tambah Dian, desainer yang terkenal dengan trademark tye dye.
Sebagai penutup, Itang Yunasz memberi sedikit saran untuk para hijabers agar tidak jadi korban mode.
"Selalu saya ketengahkan, sebenarnya yang jadi bumerang adalah fashion itu sendiri. Jangan sampai kita jadi korban mode. Harus banyak lagi belajar bagaimana cara membuat busana dengan baik. Sah-sah saja berkreasi dalam fashion, tapi harus sesuai ajaran agama."sumber